f fenomena bencana alam di indonesia ~ Kita Bisa

Senin, 29 November 2010

fenomena bencana alam di indonesia

Selasa, 16 November 2010
FENOMENA BENCANA ALAM DI INDONESIA

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.

Berikut adalah kronologi bencana alam di Indonesia yang menimbulkan korban jiwa mulai dari yang paling akhir terjadi.

2010

*
26 Oktober: Gunung berapi meletus di Jawa Tengah, memaksa lebih dari 100.000 orang dievakuasi dan menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal.
*
25 Oktober: Gempa 7.7 SR dirasakan di sebelah barat Sumatera Barat. Alarm tsunami yang tidak berbunyi menyebabkan lebih dari 400 orang meninggal di Kepulauan Mentawai dan lebih dari 15.000 orang kehilangan tempat tinggal. Puluhan orang masih tidak ditemukan.
*
4 Oktober: Banjir melanda Wasior di Papua Barat menyebabkan sedikitnya 148 orang meninggal.
*
23 Februari: Sedikitnya 85 orang meninggal atau hilang setelah terjadi tanah longsor di dekat Bandung

2009

*
8 November: Tanah longsor di Palopo, Sulawesi Selatan menyebabkan sedikitnya 30 orang meninggal.
*
30 September: Gempa bumi Padang menyebabkan sedikitnya 1.100 orang meninggal.
*
2 September: Gempa mengguncang Jawa, menyebabkan sedikitnya 100 orang meninggal.

2007

*
26 Desember : Lebih dari130 orang meninggal dalam banjir dan tanah longsor di Jawa.
*
Juli: Lebih dari130 orang meninggal dalam banjir dan tanah longsor di Sulawesi.
*
6 Maret: Gempa bumi Sumatera menyebabkan sedikitnya 73 orang meninggal.
*
1 Februari: Banjir Jakarta menyebabkan sedikitnya 80 orang meninggal.

2006

*
24-29 Desember: Lebih dari 300 orang hilang atau meninggal setelah terjadi banjir di Sumatera, yang menyebabkan 350.000 kehilangan tempat tinggal.
*
17 Juli: 650 orang meninggal di Jawa setelah gempa bumi di dasar laut menyebabkan terjadinya tsunami.
*
20-24 Juni: banjir di Sulawesi menyebabkan sedikitnya 350 orang meninggal atau hilang, dan 13.000 kehilangan tempat tinggal.
*
27 Mei: Gempa bumi di Yogyakarta menyebabkan sedikitnya 5.800 orang meninggal dan satu setengah juta orang kehilangan tempat tinggal.
*
28 Maret: Gempa bumi sebesar 8.6 SR mengguncang Nias dan menyebabkan sedikitnya 900 orang meninggal.

2004

*
26 Desember: Gempa bumi di dekat pesisir utara pulau Sumatera mengakibatkan tsunami yang memakan lebih dari 220.000 korban dari negara-negara di sekitar Samudera Hindia, termasuk 168.000 korban dari Indonesia.

Dari sekian banyak peristiwa bencana alam yang terjadi di Indonesia, maka kita pun akan terus bertanya-tanya mengapa masih banyak saja korban yang berjatuhan atas peristiwa tersebut. Sebetulnya kesalahannya terletak dimnanya ? Apakah dari Pemerintah atau dari masyarakatnya sendiri.

Bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia, contohnya saja banjir. Hampir setiap tahun pasti banjir melanda hampir di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali ibukota Indonesia sendiri yaitu Jakarta. Hampir setiap tahun Jakarta mengalami banjir yang cukup parah sampai setinggi rumah-rumah, yang mengakibatkan para penghuni rumah harus mengungsi, rusaknya peralatan-peralatan rumah tangga, timbulnya berbagai macam penyakit. Sebetulnya siapa yang salah, PemKot setempat atau dari warganya. Kita coba melihat sedikit betapa padatnya perumahan di Ibukota kita ini, banyak rumah-rumah yang berjubel, yang tidak mengikuti tata ruang Jakarta. Sehingga semakin sedikitnya pepohonan di Jakarta, karena banyak yang dibangun perumahan-perumahan seperti itu. Dengan semakin padatnya penduduk di suatu tempat, maka aktivitas rumah tangga pun semakin banyak, semakin banyak pula limbah yang dihasilkannya, seperti sampah contohnya. Kita lihat di Jakarta, sampah tak kunjung lenyap dari pandangan kita, baik itu di kali, sungai, jalan raya, pasar, dsb. Ini juga lah yang bisa menyebabkan banjir. Namun, bagaimana sikap Pemkot setempat untuk menanggulanginya. Pemkot sebetulnya sudah berusaha dengan sangat keras, mereka telah berupaya untuk merapikan tata ruang kota, dengan menghancurkan bangunan-bangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang kota seperti warung-warung kaki lima, dan beberapa rumah kumuh disana. Namun, ini malah menimbulkan permasalahan baru bagi Pemkot, dengan penggusuran ini bukankah malah akan meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Pemkot juga telah berupaya untuk membuat tanggul-tanggul penahan banjir, namun sepertinya kurang mencukupi, malah ada beberapa tanggul yang telah jebol seperti tanggul Situ Gintung di Ciputat yang cukup memakan korban. Apa yang salah, apakah kapasitas air yang semakin melimpah / material pembuat tanggul yang kurang kuat. Lalu, dikemanakankah Anggaran Belanja Daerah selama ini, apa kurang cukup untuk menangani peristiwa seperti ini, padahal peristiwa ini sudah cukup lama dan sudah cukup banyak memakan korban. Eits, ini juga bukan PR Pemkot sepenuhnya loh, warga sekitar juga punya andil untuk menanggulanginya dengan berupaya patuh pada peraturan yang berlaku, karena semakin banyak saja warga yang nakal, seperti membuang sampah sembarangan, membuangnya di kali, membangun bangunan tanpa ijin, dsb. Sekali lagi, ini merupakan PR bagi Pemkot Jakarta dan warganya. Mari jadikan Jakarta sebagai Ibukota yang asri, aman dan nyaman dan tentu saja terbebas dari banjir.

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India